TEKNOLOGI INFORMASI, MENGEFISIENKAN
PEKERJAAN PUSTAKAWAN DAN MENDEKATKAN PEMUSTAKA
Oleh : Aris
Suprihadi
LATAR BELAKANG
Pengaruh kemajuan teknologi tidak dapat
dihindarkan lagi dan telah mengubah paradigma masyarakat Indonesia. Dengan
adanya teknologi masyarakat merasa sangat terbantu dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari sehingga masyarakat saat ini seakan tidak bisa jauh dari teknologi
tersebut. Seiring perkembangan jaman, teknologi kian berkembang pesat dengan
inovasi yang menghasilkan hal baru yang senantiasa juga mempengaruhi
perkembangan kehidupan masyarakat.
Tak luput pula dalam perkembangan
teknologi informasi. Teknologi informasi memungkinkan manusia untuk memperoleh
informasi dari tempat yang berjauhan dalam waktu yang singkat dan dengan biaya
yang murah. Dalam pemenuhan kebutuhan informasi, masyarakat berkeinginan
informasi yang dibutuhkan dapat ditemukan dalam waktu singkat, infomasi yang
diinginkan juga tepat serta dapat ditemukan dengan mudah. Tidak dapat kita
sangkal, saat ini Internet merupakan sarana idaman masyarakat untuk dapat
memperoleh informasi yang diinginkan. Melalui alat bantu pencarian seperti Google dan Yahoo, masyarakat telah terbiasa menggunakan alat bantu pencarian
tersebut untuk menemukan informasi yang dibutuhkan baik melalui komputer atau
melalui mobile device (laptop, handphone, android, smartphones
dll.)
Teknologi informasi saat ini juga telah
berpengaruh besar terhadap perpustakaan. Automasi perpustakaan dan perpustakaan
digital merupakan dua dari banyak hasil
perkembangan teknologi informasi di perpustakaan. Perkembangan teknologi
informasi di masyarakat saat ini tentunya juga akan berdampak pula kepada
perpustakaan yang notabene penggunanya adalah para pemustaka yang didefinisikan
sebagai perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang
memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan (UU no. 47 tahun 2007). Dengan kata
lain, mau tidak mau perpustakaan harus mampu mengerti, memahami dan selanjutnya
mampu mengaplikasikan perkembangan teknologi yang sedang berkembang di
masyarakat tersebut. Perpustakaan memang tidak harus selalu menerapkan setiap trend teknologi yang sedang berkembang di
masyarakat, namun perpustakaan harus lebih memilih dan memilah mana teknologi
yang memang dapat mempermudah kegiatan kepustakawanan dan juga “mendekatkan”
masyarakat kepada perpustakaan.
Menurut Ishak (2008), melalui penerapan
teknologi informasi perpustakaan akan memiliki beberapa keuntungan sebagai
berikut :
1. Mempermudah
dan mengefisiensikan pekerjaan pengelolaan perpustakaan
2. Memberikan
layanan yang lebih baik pada pengguna
3. Meningkatkan
citra perpustakaan dan pustakawan
4. Mengembangkan
infrastruktur regional, nasional dan global
sehingga tidak ada ruginya apabila perpustakaan mencoba untuk
menerapkan teknologi informasi untuk peningkatan pelayanan dan pengefisienan
pekerjaan pustakawan.
Makalah ini merupakan paparan atau
gagasan tentang bagaimana penerapan perkembangan teknologi informasi yang
sekiranya dapat mengefisienkan kegiatan pustakawan dan juga memperluas akses
masyarakat ke perpustakaan.
PRESTASI
KREATIF/UNGGULAN
Dalam makalah ini yang coba di unggulkan
adalah bagaimana teknologi informasi dapat mempermudah pekerjaan rutin
pustakawan seperti klasifikasi dan katalogisasi melalui web katalog online
nasional perpustakaan. Yang menjadi harapan dari web ini adalah pekerjaan
pustakaan menjadi menjadi lebih ringan dan juga lebih efektif dan efisien,
sehingga para pustakawan bisa lebih fokus melakukan layanan kepada pemustaka.
Selain itu, dalam makalah ini juga
mencoba memberikan sebuah gagasan yaitu Aplikasi web nasional informasi
perpustakaan dan anjungan mandiri informasi. Aplikasi web nasional informasi
perpustakaan dapat memberikan kemudahan akses oleh pemustaka sehingga menjadi
lebih mudah menemukan informasi yang dibutuhkan dan juga lebih tertarik dengan
informasi yang ada di perpustakaan. Kemudian anjungan informasi mandiri ini
berisi aplikasi web nasional informasi perpustakaan yang dapat dibangun di
sekolah, di kantor pemerintahan terkecil di Desa ataupun di tempat yang dirasa
memang dapat dimaksimalkan penggunaannya. Apabila kedua program ini dapat
terlaksana maka harapannya adalah kedua program itu dapat mendekatkan pemustaka
kepada perpustakaan dan juga mendekatkan perpustakaan kepada pemustaka.
PEMBAHASAN/IMPLEMENTASI
A. APLIKASI WEB INFORMASI NASIONAL
PERPUSTAKAAN
Aplikasi web informasi
nasional perpustakaan adalah aplikasi yang dapat diakses melalui komputer
ataupun mobile device yang dapat
berisi konten video, e-book,
perpustakaan digital, katalog, lokasi perpustakaan terdekat yang dapat
menyediakan referensi terkait dan segala sesuatu yang dibutuhkan pengguna dalam
mencari informasi. Melihat perkembangan masyarakat Indonesia saat ini,
Perpustakaan di Indonesia perlu memiliki sebuah alat pencarian mirip seperti
google yang konten di dalamnya khusus berisi informasi perpustakaan dan
informasi yang ada di perpustakaan seperti yang ada di aplikasi tersebut.
Saat ini masyarakat
cenderung menggunakam internet untuk mendapatkan informasi instan melalui google. Pandangan masyarakat seperti
hanya google yang mudah diakses dan
dapat menyediakan informasi selama 24 jam. Memang di google seolah menyediakan semua informasi yang dibutuhkan
masyarakat, namun terkadang informasi tersebut kurang dapat
dipertanggungjawabkan karena pada sistem naskah google, masyarakatlah yang
sebenarnya memberikan kontribusi.
Berbeda dengan aplikasi
web informasi perpustakaan ini, aplikasi ini dibangun dengan naskah informasi
yang di filter agar memang dapat berguna maksimal bagi masyarakat dan dapat
dipertanggungjawabkan keilmiahannya. Jadi ini akan menjadi nilai tambah yang
dapat digunakan untuk menarik minat masyarakat untuk menggunakan aplikasi ini.
Seperti dalam pengertian
di atas bahwa aplikasi ini bisa diakses melalui komputer ataupun mobile device yang berkembangan saat
ini, sehingga setiap masyarakat yang berada dekat dengan internet akan dapat
pula menggunakan akplikasi ini, karena memang aplikasi ini berbasis web.
Aplikasi ini juga berisi e-book yang dapat dibaca dan juga di download terbatas atau pun juga dapat di
print out terbatas. E-book yang ada diaplikasi ini berisi
konten buku yang di scan atau di foto yang selanjutya dimasukkan ke dalam database e-book. Untuk membangun hal
itu, tentu harus terdapat pijakan regulasi yang jelas yang memang tidak
menyalahi peraturan ataupun melanggar copyright.
Sehingga, sudah saatnya lah pemerintah perlu berfikir untuk membangun sebuah
regulasi yang mengatur masalah e-book ini.
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sebagai pembuat peraruran harus berani
memunculkan sebuah gagasan bahwa e-book
(baik dalam format bahasa indonesia ataupun bahasa inggris) dapat diakses bebas
oleh masyarakat luas. Kemudian dalam peraturan tersebut juga harus
memperhatikan pihak penulis dan juga pihak penerbit sehingga semua tidak merasa
dirugikan. Perlu ada kejelasan sebelumnya
untuk dapat leluasa membangun data base
e-book ini, karena apabila tidak, naskah informasi yang ada di web ini
hanya berjumlah sedikit dan mungkin hanya berisi e-book yang sudah di langgan saja,.
Kontent video yang
disediakan di web ini juga hanya berisi video edukasi saja, untuk itu akan
membuat orang tua yang melihat anaknya sedang mengakses web ini akan merasa
tenang tentunya. Untuk lebih memudahkan masyarakat dalam penemuan kembali
informasi yang berupa buku atau bahan referensi, di aplikasi web ini juga perlu
diadakan sebuah petunjuk yang dapat memberikan navigasi tentang keberadaaan
buku atau bahan referensi (perpustakaan) terdekat dengan pengguna yang sedang
mengakses tersebut. Sehingga apabila masyarakat merasa belum terpenuhi
kebutuhan informasinya dapat langsung menuju perpustakaan yang terdekat.
B. WEB KATALOG ONLINE NASIONAL
Seperti kita ketahui
bersama bahwa automasi perpustakaan telah mampu memberikan banyak kemudahan
dalam pelayanan, pemrosesan informasi ataupun dalam berbagai kegiatan pustakawan
di perpustakaan. Namun dalam proses automasi yang dilaksanakan, pustakawan
masih saja harus melakukan kegiatan rutin yang selalu dikerjakan oleh
pustakawan yaitu klasifikasi dan katalogisasi. Proses klasifikasi dan
katalogisasi ini juga membutuhkan waktu yang tidak sedikit, bahkan di beberapa
perpustakaan besar, terdapat bagian tersendiri untuk pengklasifikasi dan
pengkatalogisasi. Bahkan juga sering pula kita temukan pula bahwa satu bahan
pustaka kemungkinan dapat mempunyai beberapa nomor klasifikasi berbeda di
beberapa perpustakaan.
Sebenarnya dengan bantuan
Teknologi informasi, beban pekerjaan pustakawan akan lebih ringan apabila
terdapat sebuah data base katalog
nasional berbasis web dan dapat diimport data
bibliografisnya oleh pustakawan. Web Katalog ini di dalamnya memuat katalog
dari setiap bahan pustaka yang ber-ISBN atau ISSN, sehingga semua bahan pustaka
yang akan dimintakan ISBN sudah masuk dalam daftar web katalog nasional ini.
Melalui format MARC atau
dikenal di Indonesia dengan format INDOMARC pengimportan data dapat dilakukan seragam sehingga hal ini memudahkan
setiap pustakawan dalam mengimport data
dalam berbagai jenis sistem automasi yang ada di Indonesia. Sebagai Contoh
untuk aplikasi Senayan, terdapat fitur copy cataloging yang mengoptimalkan 3
layanan tukar menukar data. Z39.50 SRU dengan memanfaatkan xml yang berformat
MODS, Z 39.50 yang memanfaatkan YAZ serta P2P service yang memanfaatkan XML
antar SLiMS (Dokumentasi Slims)
Dalam pembangunan web
katalog tersebut tentu membutuhkan ahli pengklasir dan pengkatalog bahan
pustaka. Selain itu dibutuhkan pembangunan infrastruktur data base serta jaringan yang tentu kesemuanya itu akan lebih
mumpuni apabila diakomodir oleh perpustakaan nasional yang merupakan lembaga
induk perpustakaan dan pustakawan. Yang juga menjadi perhatian juga apabila
program ini berjalan di kemudian hari adalah nilai kredit pustakawan yang
berposisi sebagai klasifikator, ini tentu harus mendapat perhatian dari
perpustakaan nasional karena tentu hasil dari pengklasiran dan pengimportan
data nilai angka kreditnya akan berbeda.
Untuk menghindari
penyalahgunaan data, perlu pembatasan pengguna web katalog ini. Sebaiknya web
katalog ini hanya bisa diakses oleh pustakawan, dengan sistem user dan pasword
dikendalikan oleh perpustakaan nasional yang memiliki data pustakawan secara
nasional, sehingga setiap pustakawan hanya memiliki satu user dan pasword untuk
dapat mengakses.
C. ANJUNGAN MANDIRI INFORMASI
Anjungan Mandiri
Informasi adalah sebuah komputer (atau kumpulan beberapa komputer) yang
terkoneksi internet dan telah terinstal aplikasi Web informasi nasional
perpustakaan yang secara gratis dapat digunakan oleh masyarakat.
Anjungan mandiri
informasi ini mirip dengan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) saat kita
mengambil uang, masyarakat dapat mengasksesnya mandiri tanpa bantuan (jika
sudah familiar). Anjungan ini juga dilengkapi dengan fasilitas internet,
sehingga apabila masyarakat belum mendapatkan informasi yang dibutuhkan,
masyarakat dapat menggunakan internet untuk memperoleh tambahan informasi.
Sebagai awal penggunaan
memang perlu adanya seorang pustakawan atau orang yang sudah ahli dalam
penggunaan anjungan ini, namun apabila masyarakat sudah terbiasa dengan layanan
ini mungkin masyarakat akan mudah menggunakannya semudah mengakses mesin ATM
yang ada di tengah masyarakat saat ini.
Anjungan ini juga
merupakan solusi untuk menekan biaya pembangunan perpustakaan di tingkat desa
ataupun perpustakaan sekolah, bayangkan saja berapa besar biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
membangun fisik perpustakaan dan pengadaan bahan pustaka di sekolah dan
daerah-daerah. Semuaya akan menjadi lebih efektif dan efisien apabila dana yang
dikeluarkan pemerintah di gunakan untuk membangun aplikasi web dan juga
membangun sebuah anjungan informasi ini.
Beberapa gagasan penerapan teknologi
informasi di perpustakaan di atas juga
sesuai dengan rencana pengembangan e-Library yang pada tahun lalu tengah
dibangun Perpustakaan Nasional. Rencana kegiatan e-Library tahun 2009—2014
adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan Pangkalan Data Metadata
Nasional
2. Terbangunnya Jaringan Perpustakaan Digital
Nasional
3. Terwujudnya Koleksi Perpustakaan Digital
Nasional
4. Peningkatan akses layanan perpustakaan
digital nasional melalui portal web.
5. Terbentuknya struktur organisasi yang dapat
mendukung penerapan perpustakaan
digital
nasional
6. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
(Santoso, 2012)
Sehingga diharapkan gagasan ini dapat diintegrasikan dengan
rencana kegiatan tersebut, dan dapat menghasilkan sebuah pelayanan publik yang
lebih professional.
KESIMPULAN
Sudah saatnya perpustakaan perlu lebih
menggali penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi, ada banyak perkembangan
terbaru teknologi informasi yang seharusnya bisa diserap dan diterapkan di
perpustakaan. Hal ini dimaksudkan agar perpustakaan lebih eksis di tengah
masyarakat dan juga pekerjaan perpustakaan menjadi lebih efektif dan efisien.
Perpustakaan sepatutnya mampu
menggantikan kursi internet dengan search
engginenya google yang menjabat
sebagai raja penelusuran informasi, karena informasi yang disajikan di
perpustakaan lebih ilmiah dan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dengan penerapan teknologi informasi melalui
pembangunan aplikasi berbasis web, semoga perpustakaan menjadi lebih diterima
masyarakat dan menjadi lebih mudah diakses oleh masyarakat.
DAFTAR
BACAAN
Depdikbud. 2008.
“Undang-Undang Republik Indonesia No.43
Tahun 2007 tentang Perpustakaan” dalam
http://kelembagaanfiles.pnri.go.id/pdf/about_us/official_archives/public/normal/UU_43_2007_perpustakaan.pdf.
Diakses Selasa, 02 Juni 2015 pukul 20.45
Ishak. 2008. “Pengelolaan Perpustakaan Berbasis Teknologi
Informasi”, diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16106/1/pus-des2008-%20(3).pdf.
Diakses Senin, 01 Juni 2015 pukul 20.30
Santoso, Joko.
2012. Laporan perkembangan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia (e-library).
Dalam http://forda-mof.org/files/e-lib%20per%2013062012.pdf.
Diakses Rabu, 03 Juni 2015 pukul 20.00
Wicaksono,
Hendro dkk. 2014. Dokumentasi SLIMS
Berdasar Slims-7* (Cendana) v.1+. dalam http://slims.web.id/download/docs/s7-cendana-doc-id-v.1.pdf.
Diakses Selasa, 02 Juni 2015 pukul 21.30
0 comments:
Post a Comment